KONFLIK ORGANISASI DAN PENYELESAIANNYA


Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai “KONFLIK ORGANISASI” dan bagaimana cara mengatasi (penyelesaian) suatu konflik itu sendiri. Pada postingan saya sebelumnya sudah saya jelaskan arti penting organisasi.
Di dalam suatu organisasi pasti selalu ada perbedaan pendapat antara individu satu dengan yang lainnya. Hal itu  muncul karena setiap individu ingin menunjukkan bahwa dirinya lah yang dianggap baik, pendapatnya yang paling baik dan benar, sehingga tidak menutup kemungkinan dalam suatu organisasi timbul perselisihan atau konflik sesama anggota.
Dalam pengertiannya sendiri konflik itu adalah ketidaksesuaian pendapat antara individu yang satu dengan individu lainnya yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat. Misalnya si A tidak senang dengan si B yang diangkat jabatannya oleh atasannya, si A berusaha untuk selalu menjelek-jelekkan si B didepan atasannya bahwa pekerjaan yang dia kerjakan tidak becus. Nah disinilah sudah mulai muncul yang namanya konflik. Semakin besar suatu organisasi, semakin besar pula kemungkinan konflik yang terjadi, baik itu konflik internal maupun external. Dalam hal ini perlu ada seseorang yang menengahi atau memediasi, agar tidak terjadi kesenjangan sosial didalam organisasi.
Konflik itu ada bermacam-macam jenisnya yaitu konflik seseorang dengan diri sendiri atau yang sering kita kenal dengan Konflik Intrapersonal. Konflik ini terjadi jika seseorang memiliki dua keinginan dalam waktu yang sama dan tidak mungkin untuk dipenuhi semuanya. Misalnya si A ingin naik jabatan dan dan gajinya naik, tapi di satu sisi si A ingin waktu berkumpul bersama keluarga tidak tergganggu karena aktivitas yang padat setelah naik jabatan. Nah disinilah muncul konflik dalam diri seseorang, si A bingung menentukan apa yang harus dia pilih, kurang lebih seperti itu contohnya.
Dalam hal ini ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal :
1. Konflik pendekatan-pendekatan, misalnya seseorang yang sedang dihadapkan dua pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik pendekatan-penghindaran, misalnya seseorang yang sedang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran-penghindaran, misalnya seseorang yang sedang dihadapkan pada satu hal yang punya nilai positif dan negative sekaligus.
                Jenis konflik yang kedua adalah konflik antar seseorang dengan orang lain atau bisa dibilang konflik interpersonal. Konflik ini terjadi karena pertentangan kepentingan atau keinginan antar seseorang dengan orang lain. Biasanya terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan dan lain-lain. Konflik ini cukup sering terjadi di suatu organisasi. Jika terus dibiarkan akan semakin melebar dan tidak baik untuk organisasi itu sendiri.
                Yang ketiga adalah konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok. Misalnya, seseorang dihukum atau bahkan keluarkan dari kelompok kerjanya karena ia tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik atau bisa dikatakan tidak produktiv dalam kelompok kerjanya. Disinilah individu berusaha mencari cara untuk menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas atau kenyamanan dalam melakukan pekerjaannya didalam kelompo kerjanya.
                Keempat, konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama. Konflik ini juga acap kali sering terjadi di suatu organisasi. Misalnya konflik antar lini dan staf, konflik antar divisi 1 dengan divisi lainnya.
                Yang kelima, konflik antara organisasi. Misalnya seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

                Setiap permasalahan tentu saja ada penyelesaiannya, di dalam konflik ada cara-cara untuk penyelesaiannya. Penyelesaian konflik dengan cara-cara berikut :

           1. Dengan cara introspeksi diri
Introspeksi diri sangat penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana kita biasanya menghadapi konflik, memikirkan cara-cara apa saja yang harus kita lakukan untuk kemudian menentukan langkah-langkah yang kita ambil. Hal ini penting dilakukan untuk mengukur seberapa besar kekuatan kita.
            2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar jika kita melihat konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
            3. Identifikasi sumber konflik
Konflik itu tidak muncul seperti saja. Kita perlu mengidentifikasi apa-apa saja yang menjadi sumber konflik sehingga kita tahu apa penyebab konflik tersebut
4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih yang tepat. Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik :
a. Berkompetisi Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang – kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan – bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Situasi menang kalah terjadi lagi disini. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
d. Kompromi tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
e. Berkolaborasi Menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerja sama.


Sebenarnya penyelesaian konflik itu bermacam-macam, tergantung dari individu itu sendiri memilih cara yang terbaik dan ternyaman untuk menyelesaikan konflik yang ada. Tentu saja dengan konsekuensi yang siap di tanggung dari cara yang kita pilih.
Jadi konflik itu tidak selalu negative, tidak selalu merugikan organisasi selama bisa ditangani dengan cara-cara yang baik sehingga dapat mengarah ke perubahan yang lebih baik, mengarah pada inovasi terbaru, memberikn tenaga dan semangat kepada orang yang melakukan.
Konflik bisa jadi nilai plus dalam organisasi, dengan adanya konflik kita tidak akan pernah tau apa kelemahan serta kekurangan yang ada didalam organisasi.

Arti Penting Organisasi

Hadoohh bingung mau posting apa di blog, udah lama juga gak buka2 blog. Baru sempet kali ini.
oke dahh, dari pada bingung, mendingan posting mengenai Organisasi aja dehh...
langsung ke TKP aja...cekidot..!! 


Organisasi itu bisa dikatakan sekumpulan, individu, kelompok yang mempunyai tujuan, visi & misi tertentu untuk menampung / menyalurkan pikiran atau pendapat yang tidak sama (dengan kata lain berbeda).

Menurut para ahli (biasanya sih gitu nyebutnya :D), mendefinisikan organisasi dengan versi mereka masing2. Misalnya :

POTENSI DASAR MANUSIA


A. Potensi Diri
              Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap orang memiliki hal tersebut. Terkadang seseorang tidak menyadari bahwa potensi yang ada dalam dirinya begitu besar, sehingga orang itu tidak bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Kebanyakan orang merasa kesulitan dalam mengembangkan atau mengenali potensi yang ada dalam dirinya, seseorang merasa bingung akan potensi apa yang ada padanya. Mereka merasa takut untuk mengembangkan potensi tersebut. 

              Padahal jika seseorang mengetahui dan mengembangkannya secara maksimal, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi sukses. Seseorang jadi terbiasa dengan potensi yang mereka miliki. Yang sebelumnya mereka tidak tahu potensi yang terpendam dalam dirinya menjadi sangat tahu. Tentu saja semua itu butuh perjuangan untuk mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada.